SlotRaja777 – Setelah bertahun-tahun menunggu, akhirnya kita tahu lebih banyak tentang Nintendo Switch 2. Dalam presentasi Nintendo Direct pagi ini, Nintendo mengungkap berbagai fitur yang sangat dinantikan, mulai dari dukungan 4K hingga penyimpanan yang jauh lebih besar. Namun, meski semua informasi itu jelas dan detail, pengalaman bermain langsung adalah kuncinya. Dan setelah mencoba Nintendo Switch 2 sendiri, saya benar-benar yakin: konsol ini adalah lompatan besar.
Pertama Kali Memegang Nintendo Switch 2: Lebih Premium dari Sebelumnya
Begitu saya memegang Nintendo Switch 2 untuk bermain Mario Kart World, saya langsung merasakan peningkatan kualitasnya. Dibandingkan dengan Switch pertama, konsol ini terasa lebih kokoh dan elegan seperti perangkat teknologi premium, bukan mainan warna-warni. Salah satu peningkatan yang langsung terasa adalah kickstand-nya. Berbeda dengan model sebelumnya yang hanya berupa plastik kecil, kali ini kickstand-nya kuat dan bisa dibuka hingga hampir rata saat digunakan dalam mode tabletop.
Joy-con baru juga memberikan pengalaman berbeda. Jika Anda khawatir dengan sistem magnetik yang menahannya, jangan. Begitu terpasang, Joy-con ini benar-benar stabil, tidak mudah goyah. Melepasnya pun mudah cukup tekan tombol di bagian atas. Meski begitu, saya masih penasaran seberapa tahan Joy-con ini terhadap wear and tear dalam jangka panjang.
Dari segi kenyamanan, Switch 2 memang lebih besar, tapi tidak terlalu berat dibandingkan Switch OLED. Yang paling terasa adalah kesan bahwa saya sedang memegang tablet canggih ala Apple, bukan sekadar handheld Nintendo. Perubahan kecil seperti joystick yang lebih besar juga membuat perbedaan signifikan.
Tapi, tentu ada beberapa pertanyaan yang belum terjawab. Saat sesi Q&A dengan tim pengembang, Nintendo menghindari pertanyaan tentang Joy-con drift, baterai, dan detail chip Nvidia khusus yang digunakan. Ini membuat saya sedikit khawatir apakah masalah lama Switch masih akan terbawa ke generasi baru?
Peningkatan Teknologi yang Nyata: Dari 120 FPS hingga Porting Game yang Lebih Mudah
Performa Nintendo Switch 2 benar-benar berbeda dengan pendahulunya. Saat bermain Metroid Prime 4: Beyond, saya terkejut melihat betapa mulusnya game ini berjalan konon katanya mencapai 120 FPS di resolusi 1080p. Lingkungan yang detail dan framerate tinggi membuat pengalaman bermain serasa generasi berikutnya.
Game-game Switch lama yang di-upgrade untuk Switch 2 juga terlihat lebih baik. The Legend of Zelda: Tears of the Kingdom yang saya mainkan selama 100 jam di Switch biasa, tiba-tiba terasa seperti versi PC yang di-unlock framerate-nya. Bahkan layar LCD-nya terasa hampir setajam OLED.
Tapi, visual fidelity masih tergantung pada gaya art game-nya. Mario Kart World memang lebih cerah dan indah, tapi tidak terasa seperti lompatan besar dari Mario Kart 8 Deluxe. Di sisi lain, game pihak ketiga seperti Cyberpunk 2077 berjalan mirip dengan Steam Deck masih ada jagged edges dan framerate sekitar 30 FPS di mode kualitas.
Kabarnya, developer kini lebih mudah meng-porting game ke Switch 2. Seorang perwakilan dari Hazelight menyebut bahwa port It Takes Two untuk Switch lama butuh banyak penyesuaian, tapi Split Fiction langsung berjalan lancar di Switch 2. Ini pertanda baik untuk masa depan konsol ini.
Mouse-Cons: Fitur Baru yang Mengejutkan (dan Bisa Jadi Game-Changer)
Di antara semua peningkatan teknis, fitur yang benar-benar mengejutkan saya adalah Mouse-Cons Joy-con yang bisa berfungsi seperti mouse. Awalnya saya skeptis, mengira ini hanya gimmick Nintendo yang akan dilupakan dalam setahun. Tapi setelah mencobanya, pendapat saya berubah 180 derajat.
Pengalaman pertama saya dengan fitur ini adalah di Drag and Drive, game basket kursi roda di mana saya mengendalikan roda dengan menggeser Joy-con di atas meja. Awalnya sulit, tapi begitu masuk ke pertandingan sungguhan, kontrolnya terasa natural.
Namun, puncaknya adalah Metroid Prime 4: Beyond. Dengan Joy-con kanan di atas meja, saya bisa mengarahkan senjata Samus seperti menggunakan Wiimote di Metroid Prime 3: Corruption. Presisinya luar biasa seperti menggunakan mouse sungguhan. Saya bisa dengan mudah menghabisi musuh tanpa kesalahan. Bahkan, saya bisa beralih ke kontrol biasa kapan saja hanya dengan mengangkat Joy-con.
Fitur ini juga bekerja sempurna di game lain. Di Super Mario Party Jamboree, saya memainkan mini-game mengendarai mobil mainan dengan menarik Joy-con gerakannya akurat dan intuitif. Civilization 7 bahkan terasa lebih enak dimainkan dengan kontrol mouse ini dibanding trackpad Steam Deck.
Tapi, apakah fitur ini akan bertahan? Sejarah Nintendo penuh dengan ide brilian yang akhirnya ditinggalkan (Wii U GamePad, 3D 3DS). Saya ragu banyak developer yang akan sepenuhnya memanfaatkan Mouse-Cons. Tapi, pihak ketiga seperti CD Projekt Red sudah mengonfirmasi dukungan untuk Cyberpunk 2077. Mungkin kita akan melihatnya lebih banyak di game shooter dan strategi.
Satu masalah kecil: tidak terlalu nyaman. Memegang Joy-con seperti mouse terasa aneh setelah beberapa lama. Mungkin aksesori dari pihak ketiga akan menjadi solusi.
Kesimpulan: Nintendo Switch 2 Benar-Benar “Next-Gen”?
Setelah bermain dalam berbagai mode handheld, TV 4K, dan dengan Mouse-Cons saya yakin Nintendo Switch 2 adalah lompatan besar. Performanya mendekati Steam Deck, dan fitur barunya punya potensi revolusioner.
Tapi, dengan harga yang lebih tinggi (sekitar $450), ekspektasi juga lebih besar. Masalah seperti baterai dan Joy-con drift harus benar-benar diperbaiki. Namun, sejauh ini, Switch 2 terasa seperti konsol “next-gen” pertama Nintendo yang sebenarnya.