Jakarta, 10 Juli 2025 – Indonesia masuk BRICS secara resmi dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS yang berlangsung di Brasil minggu ini. Presiden terpilih, Prabowo Subianto, hadir dalam forum internasional tersebut dan menyampaikan bahwa Indonesia siap memperkuat peran di kancah ekonomi global.
Langkah ini menandai babak baru dalam strategi diplomasi ekonomi Indonesia. Setelah bertahun-tahun menjadi mitra dialog, kini Indonesia resmi sejajar dengan Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan sebagai anggota penuh BRICS.
🌐 Komitmen Indonesia Masuk BRICS
Dalam pidatonya, Prabowo menegaskan bahwa Indonesia masuk BRICS bukan sekadar simbol politik, tetapi bentuk nyata dari komitmen terhadap sistem multipolar dunia yang adil dan berimbang.
“BRICS adalah platform strategis untuk kerja sama ekonomi dan keuangan global. Kami siap menjadi mitra aktif,” ujar Prabowo yang disambut positif oleh delegasi negara-negara anggota lainnya.
Isu Dedolarisasi dan Dampaknya
Salah satu agenda utama dalam KTT BRICS tahun ini adalah pembentukan mata uang bersama untuk menggantikan dominasi dolar AS. Indonesia menyambut inisiatif ini dengan terbuka dan siap ikut terlibat dalam kajian teknis dan hukum yang sedang disusun.
Langkah ini dinilai strategis untuk memperkuat kedaulatan moneter dan membuka peluang baru bagi perdagangan lintas negara tanpa ketergantungan tinggi pada dolar.
Baca juga: Berita Resmi Indonesia dan BRICS
Dampak Masuknya Indonesia ke BRICS
Bergabungnya Indonesia dengan BRICS memberikan sejumlah dampak positif, di antaranya:
-
Akses ke sumber pembiayaan baru untuk proyek infrastruktur
-
Diversifikasi mitra dagang
-
Peningkatan posisi tawar di forum G20 dan IMF
-
Peluang kerja sama riset dan teknologi lintas negara
Indonesia masuk BRICS pada saat yang tepat, di tengah ketidakpastian ekonomi global dan pergeseran kekuatan ekonomi dari Barat ke negara-negara berkembang.